"Jantan itu, apalagi yang sudah bagus, satu ekor bisa Rp1 juta lebih. Ini potensi daerah yang harus kita kembangkan, nilai ekonominya tinggi, karena proses seleksinya butuh waktu dan memakan biaya," lanjutnya.
Ayam-ayam hasil pembibitannya juga kerap memenangkan kontes. Terkadang pula, ia dan mitranya beberapa kali mengekspor daging hingga ke Uni Emirat Arab dan Brazil. Kendati potensi begitu besar, Qonny masih memilih untuk fokus pada pengkayaan pembibitan. Ayam pemenang kontes, asal tahu saja, bisa dihargai semahal motor.
"Hidup di desa, rejeki kota, bisnis mendunia. Kan, gitu," selorohnya.
Modal awal yang hanya Rp1 juta, kini telah berubah menjadi kesuksesan dan saat ini Qonny meraup omzet Rp40 juta sebulan. Padahal saat pertama kali ia mengikuti program petani milenial, ia sempat menerima cibiran dari orang-orang di sekitarnya.
Wanita muda ini mampu membuktikan bahwa seorang wanita juga memiliki kesempatan yang sama dalam meraih kesuksesan. Kegigihan dan sikap mau belajarnya yang membantu Qonny dalam meraih kesuksesan sebagai pengusaha muda.
Itulah kisah inspiratif tentang Qonny Ilma Nafianti, anak muda yang berani melakoni bisnis di sektor yang tak lazim digeluti generasi muda, namun justru berhasil mencatatkan keuntungan tiap bulan. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani