Awal berjualan, Harsono hanya membuat sedikit cilok dan menjualnya di wilayah perkampungan dan kawasan sekolah. Namun rupanya banyak orang menyukai cilok buatannya.
Dari situ, bisnis cilok Harsono perlahan-lahan berkembang. Harsono akhirnya mampu menambah gerobak, dari satu gerobak menjadi lima gerobak. Dia juga mempekerjakan 10 karyawan untuk membantu usahanya.
Selain menambah gerobak, Cilok Edy buatan Harsono bahkan tersedia juga di wilayah tetangga, yakni Probolinggo dan Bondowoso. Dari bisnis cilok itu, Harsono bisa menghasilkan hingga Rp9 juta dalam sehari.
Namun saat pandemi, penjualan ciloknya memang menurun menjadi Rp5 juta satu hari. Meskipun demikian, bisnis cilok milik Harsono yang telah berjalan puluhan tahun ini terbukti mampu mendatangkan omzet.
Dari hasil penjualannya, Harsono mampu membeli petak sawah, mobil, beberapa unit apartemen, bahkan membangun beberapa rumah kos-kosan untuk sumber penghasilan tambahannya.
Itulah kisah inspiratif penjual cilok yang sukses berdagang hingga mampu membangun kos-kosan.
(Nadya Kurnia)