Dalam mempertahankan bisnis orang tuanya ini, Yosep beberapa kali menemui kegagalan. Mulai dari penjemuran yang gagal karena hujan, juga pembeli kerupuk yang tidak mau membayar kerupuk pesanannya.
Oleh sebab itu, kini Yosep mengutamakan proses pengeringan melalui oven alih-alih penjemuran, gunanya untuk meminimalisir risiko kehujanan. Hasil produksinya berupa kerupuk mentah siap goreng.
Dari tahun ke tahun, pabrik kerupuknya terus berkembang. Dari dua karyawan, kini pabrik kerupuk Sehati 2 memperkerjakan 65 karyawan. Omzetnya bisa mencapai miliaran rupiah dalam satu bulan.
Saat pertama kali meneruskan bisnis ini, Yosep rela tidak mengambil gaji dan keuntungan sama sekali. Agar laba penjualan diputar kembali menjadi modal usaha. Namun sekarang, Yosep berhasil melunasi utang dan mencatatkan laba bersih.
Itulah kisah inspiratif penjual kerupuk yang sukses mempertahankan bisnis keluarganya.
(Nadya Kurnia)