Dari situ ia memikirkan potensi penjualan ternak. Deddy akhirnya memberanikan diri untuk mengajukan KUR. Nilai pinjaman yang ia ambil tak seberapa waktu itu, yakni hanya Rp8 juta. Ia mengaku tak berani mengambil pinjaman lebih dari kebutuhannya.
Uang pinjaman itu ia gunakan untuk membangun kandang ternak sederhana yang hingga hari ini masih berdiri. Deddy mempromosikan ternak peliharannya dari pintu ke pintu. Pada masa awal-awal pengembangan bisnisnya, Deddy masih tinggal di rumah berupa gubuk.
Bahkan untuk makan sehari-hari saja, Deddy mengaku pernah makan dengan beras jatah.
“Pernah dihina juga saya saat itu. Katanya rumah saya seperti kandang ayam, tapi itu saya jadikan motivasi untuk mengelola usaha saya,” lanjutnya.
Keberhasilan Deddy mengelola peternakan juga berkat dukungan istrinya yang bertugas mengelola uang pinjaman KUR. Dengan telaten, sang istri menyimpan uang agar mereka dapat membayar cicilan KUR tepat waktu.