Ke depannya, Radit ingin menuntaskan tantangan re-employment untuk jenjang karier yang berbeda di perusahaan yang sama. Sebab kontrak yang terjalin lewat Gapai untuk para pekerja Indonesia saat ini baru tersedia hanya dua tahun.
Tantangan lain yang ingin Gapai selesaikan di masa mendatang juga mencakup pembinaan pengelolaan uang bagi para pekerja. Sebab mereka akan mendapatkan upah berkali-kali lipat lebih banyak dibanding upah di Indonesia.
Saat ini, Gapai baru memasuki penghimpunan dana permodalan dalam tahap seed funding. Namun sejak operasionalnya dimulai, Gapai sudah menerima pendanaan dari VC dan inkubator startup asal Singapura, yakni Antler.
Itulah kisah inspiratif tentang pendiri startup yang membangun aplikasi pencarian kerja khusus lowongan luar negeri bagi pekerja terampil Indonesia. (NKK)