Kondisi berbanding terbalik dengan Indonesia, yang justru kebanjiran penduduk usia produktif selama beberapa tahun mendatang. Jika dibandingkan dengan Filipina, kata Radit, sebanyak 13% total tenaga kerjanya bekerja di luar negeri.
Sementara di Indonesia, baru 3% dari total tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. Lewat aplikasi Gapai, Radit ingin mengubah mindset tenaga kerja Indonesia yang biasanya menganggap kerja di luar negeri hanyalah solusi jangka pendek semata.
“Tantangan yang harus dihadapi Gapai adalah bagaimana mengubah mindset pekerja terampil di Indonesia, agar menjadikan opsi kerja di luar negeri itu sebagai pilihan yang dapat mengubah titian karier mereka di masa mendatang,” lanjutnya.
Gapai menerapkan bisnis model yang mampu mendulang untung. Startup ini bekerja sama dengan placement agency dan menjalin kemitraan secara langsung dengan perusahaan di luar negeri sebagai head hunter, juga bertindak sebagai agen pemberangkatan tenaga kerja.
Gapai berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan ternama di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam jangka panjang. Adapun beberapa perusahaan tersebut antara lain IKEA, Saudi Aramco, Accor Group, Samsung, dan lain-lain.