sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Inspiratif, Startup Indonesia ini Bantu Jobseeker Dapat Kerja di Luar Negeri

Inspirator editor Kurnia Nadya
18/12/2023 17:45 WIB
Gapai adalah aplikasi pencarian kerja khusus lowongan luar negeri, yang tidak hanya mengiklankan lowongan, namun ikut memberangkatkan tenaga kerja.
Kisah Inspiratif, Startup Indonesia ini Bantu Jobseeker Dapat Kerja di Luar Negeri. (Foto: IDXChannel)
Kisah Inspiratif, Startup Indonesia ini Bantu Jobseeker Dapat Kerja di Luar Negeri. (Foto: IDXChannel)

IDXChannel—Banyak tersedia situs dan aplikasi pencarian kerja, namun Radityo Susilo Dwiatmojo memilih untuk membangun aplikasi jobseeking yang lebih spesifik, yakni dikhususkan untuk lowongan kerja di luar negeri. 

Radityo Susilo Dwiatmojo adalah co-founder sekaligus CEO Gapai, aplikasi pencarian kerja yang berfungsi sebagai head hunter dan agen proses pemberangkatan untuk tenaga kerja profesional yang siap ditempatkan di luar negeri. 

Gapai memang masih muda, baru saja beroperasi pada Januari 2023. Namun hingga saat ini, Gapai sudah berhasil memberangkatkan 300 tenaga kerja profesional Indonesia ke beberapa negara lain. 

“Gapai dibuat dengan tujuan yang sangat fokus, yaitu membantu pekerja Indonesia meningkatkan kesejahteraannya dengan bekerja di luar negeri sebagai skilled profesionals,” tutur Radityo dalam sesi Create Up IDXChannel (18/12). 

Menurutnya, Indonesia berpotensi besar untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja global, tentunya sembari meningkatkan kesejahteraan diri. Seperti yang diketahui, banyak negara mengalami penurunan populasi yang berakibat pada penurunan jumlah tenaga kerja. 

Kondisi berbanding terbalik dengan Indonesia, yang justru kebanjiran penduduk usia produktif selama beberapa tahun mendatang. Jika dibandingkan dengan Filipina, kata Radit, sebanyak 13% total tenaga kerjanya bekerja di luar negeri. 

Sementara di Indonesia, baru 3% dari total tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. Lewat aplikasi Gapai, Radit ingin mengubah mindset tenaga kerja Indonesia yang biasanya menganggap kerja di luar negeri hanyalah solusi jangka pendek semata. 

“Tantangan yang harus dihadapi Gapai adalah bagaimana mengubah mindset pekerja terampil di Indonesia, agar menjadikan opsi kerja di luar negeri itu sebagai pilihan yang dapat mengubah titian karier mereka di masa mendatang,” lanjutnya. 

Gapai menerapkan bisnis model yang mampu mendulang untung. Startup ini bekerja sama dengan placement agency dan menjalin kemitraan secara langsung dengan perusahaan di luar negeri sebagai head hunter, juga bertindak sebagai agen pemberangkatan tenaga kerja. 

Gapai berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan ternama di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam jangka panjang. Adapun beberapa perusahaan tersebut antara lain IKEA, Saudi Aramco, Accor Group, Samsung, dan lain-lain. 

Dari keberhasilan penempatan kerja selaku head hunter dan pengurusan pemberangkatan tenaga kerja itulah, Gapai mengantongi keuntungan. Sebagai agen, Gapai mengurus semua kebutuhan administrasi tenaga kerja, mulai dari paspor hingga visa dan sebagainya. 

“Gapai mengelola pekerjaan formal yang diakui dan dilindungi pemerintah negara terkait. Sektor yang sangat diminati saat ini adalah hospitality. Jadi banyak staff hotel, restoran, itu banyak yang pakai Gapai untuk kerja di luar negeri,” lanjutnya. 

Sektor lain yang sangat menjanjikan selain hospitality, adalah sektor healthcare, di mana tenaga kerja suster (perawat, asisten perawat, perawat lansia) masih sangat dibutuhkan. Selain itu, sektor manufaktur dan agrikultur juga membuka peluang besar. 

Adapun negara penempatan di mana Gapai telah berhasil memberangkatkan tenaga kerja Indonesia, paling banyak ke Timur Tengah, Rumania, Hungaria, Jepang, dan Korea. Saat ini, sudah ada 8.000 pengguna aplikasi. 

“Tapi sudah memberangkatkan 300 orang. Tahun depan, kami targetkan pengguna aplikasi tembus 25.000 user, dan pemberangkatan tenaga kerja hingga 1.000 orang lebih,” lanjut Radit. 

Ke depannya, Radit ingin menuntaskan tantangan re-employment untuk jenjang karier yang berbeda di perusahaan yang sama. Sebab kontrak yang terjalin lewat Gapai untuk para pekerja Indonesia saat ini baru tersedia hanya dua tahun. 

Tantangan lain yang ingin Gapai selesaikan di masa mendatang juga mencakup pembinaan pengelolaan uang bagi para pekerja. Sebab mereka akan mendapatkan upah berkali-kali lipat lebih banyak dibanding upah di Indonesia. 

Saat ini, Gapai baru memasuki penghimpunan dana permodalan dalam tahap seed funding. Namun sejak operasionalnya dimulai, Gapai sudah menerima pendanaan dari VC dan inkubator startup asal Singapura, yakni Antler. 

Itulah kisah inspiratif tentang pendiri startup yang membangun aplikasi pencarian kerja khusus lowongan luar negeri bagi pekerja terampil Indonesia. (NKK)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement