Yogi dan Yona berhasil membuka warung di tiga titik. Mereka membangun sistem untuk mengelola stok dari tiap-tiap warung.
Yona juga memikirkan cara untuk mengelola sayur mayur yang tak laku. Saat berdagang sayur mayur, artinya produk harus laku terjual cepat, sebab sayuran dan bahan makanan lain tak bisa disimpan lama-lama tanpa pendingin.
Yona memutuskan untuk mengolah sayur yang tidak laku terjual menjadi makanan siap beli. Ia mendirikan divisi dapur untuk melancarkan strateginya itu. Seluruh sayuran dan bahan makanan yang hari itu sudah tidak layak display namun masih layak konsumsi, akan dimasak menjadi makanan matang.
“Misalnya apel yang sudah ada bercaknya, biasanya kan pelanggan sudah tidak mau beli. Nah, produk yang sudah seperti itu akan kita jual ke divisi kreatif untuk diolah menjadi salad buah. Memang tetap akan rugi sekian ratus ribu, namun tidak sebesar jika kami buang itu semua sayur dan buah yang sudah tidak layak display,” lanjut Yona.
Yogi dan Yona mengaku lebih tenang menjalankan bisnis warung sayur ini. Mereka memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga seiring usahanya meningkat. Jumlah karyawan dan omzet pun tak jauh berbeda dengan usaha pengepulannya dulu.