IDXChannel - Belakangan ini dunia startup mulai goyah. Mulai dari terganggunya perekonomian karena pandemi hingga ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina disebut-sebut menjadi faktor kinerja beberapa startup menurun,
Alhasil pemutusan hubungan kerja (PHK) pun tak dapat terhindarkan lagi. Beberapa perusahaan startup mulai berjatuhan di tahun 2022 ini.
Indonesia sendiri termasuk negara cukup banyak memiliki perusahaan startup. Ada lebih dari 2000 startup bergerak di berbagai bidang, salah satunya angkutan jasa seperti Gojek.
Bisa dibilang, Gojek adalah salah satu startup Indonesia yang sangat populer. Keberadaannya bukan hanya memudahkan para pengguna setia angkutan umum, tapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.
Lahirnya perusahaan startup satu ini tak lain berkat jiwa bisnis dan juga inovasi yang tinggi dari seorang Nadiem Makarim. Ya, jika sekarang namanya melambung lantaran menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia , tapi karier Nadiem di dunia startup Indonesia pun tak akan pernah dilupakan.
Siapakah Nadiem Makarim?
Nadiem Anwar Makarim lahir dari pasangan yang berprofesi sebagai penulis dan juga aktivias sekaligus pengacara , pria berusia 37 tahun ini pada akhirnya memilih bisnis sebagai tambatan hatinya. Jangan heran, Nadiem memang memiliki latar belakang di bidang yang sejalan dan pendidikannya pun dia tempuh di kampus top dunia.
Sebelum memulai karier, Nadiem lebih dulu bersekolah di Amerika Serikat. Ya, dia adalah lulusan dari Brown University jurusan Internasional Relation dan juga Harvard Business School. Sampai sini cukup terbayang bukan darimana Nadiem mendapatkan skill berbisnis?
Awal Karier
Setelah menyelesaikan pendidikan, Nadiem tak lantas mendirikan perusahaan sendiri. Dia memulai karier di Amerika Serikat, tepatnya pada perusahaan konsultan McKinsey & Company.
Kemudian ia melanjutkan karier di Indonesia. Nadiem sempat menjadi Managing Editor, pernah pula mencicipi posisi sebagai Chief Innovation Officer di Kartuku.
Saat itu Nadiem memang belum mencetuskan ide membuat Gojek, sebuah perusahaan startup di bidang jasa angkutan. Hanya saja, bekerja di beberapa perusahaan tersebut tentu mampu menjadi modal Nadiem untuk sukses berdiri sendiri.
Mendirikan Gojek
Nadiem Makarim tampaknya cukup jeli melihat permasalahan di sekitar, khususnya soal ojek konvensional. Ide pembuatan 'Gojek' pun dia dapatkan melalui interaksi bersama tukang ojek konvensional yang tengah mengangkutnya ke suatu tempat.
Sama halnya dengan masyarakat Indonesia lain, Nadiem juga gemar memilih ojek ketika hendak berangkat kerja. Suatu ketika, Nadiem berbincang dengan si pengendara dan menemukan masalah yang kerap dialami para tukang ojek,
Mereka merasa sulit dalam mendapatkan penumpang. Seringkali para ojek hanya bisa menunggu lama di pangkalan menanti rezeki mereka datang.
Jiwa solutif sekaligus bisnis dari seorang Nadiem Makarim pun semakin menggebu-gebu. Berawal dari permasalahan yang dia temui di kalangan para ojek, akhirnya Nadiem mulai mendirikan startup bernama 'Gojek' pada 13 Oktober 2010.
Dari Sedikit Pengemudi hingga Dapat Tawaran Investasi
Saat pertama kali Gojek berdiri, jangan dibayangkan jika Nadiem Makarim langsung memiliki banyak pengemudi. Gojek berjalan dengan pengemudi yang hanya berjumlah 20 orang.
Terlebih, saat itu aplikasi Gojek belum diluncurkan. Untuk menghubungkan antara pengemudi dan penumpang, Gojek sekedar mengandalkan call center.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya 2014, tawaran Investasi mulai berdatangan. Berangkat dari angin segar ini, 7 Januari 2015 Nadiem Makarim meluncurkan aplikasi 'Gojek' di Android dan iOS untuk lebih memudahkan penumpang memesan ojek.
Layanan Makin Variatif dan Berstatus Unicorn
Perusahaan startup Gojek semakin lama kian menunjukan perkembangan yang signifikan dari segi layanan. Jika dahulu hanya fokus pada jasa angkutan manusia saja, seiring berjalannya waktu Gojek menghadirkan lebih banyak fitur.
Masyarakat tak perlu susah lagi jika ingin memesan makanan, mengirim barang, membeli tiket dan lain-lain. Semua itu ada dalam satu aplikasi bernama Gojek.
Di samping itu, perusahaan startup yang didirikan oleh Nadiem Makarim sukses berstatus Unicorn. Bahkan, di Indonesia sendiri Gojek adalah perusahaan start up pertama yang menyandang status tersebut.
Untuk informasi, istilah Unicorn diberikan pada start up yang punya nilai valuasi sebesar USD1 miliar. Gojek sendiri mendapat status Unicorn setelah menerima dana mencapai USD55 juta dari sederet investor seperti Fromation Group hingga Warburg Pincus pada 2016.
Menjadi Menteri
Kini, Nadiem Makarim tengah fokus menjalankan tanggung jawabnya sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia. Dia resmi bergabung dengan kabinet Joko Widodo sejak 2019.
Sebelum itu, Nadiem lebih dulu diketahui telah mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama Gojek, usai dipanggil oleh sang presiden ke Istana Negara. (TYO)