Karena ketekunannya, ia berhasil melanjutkan pendidikannya di Belanda. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1949, William mendirikan bisnis perdananya yang bergerak di bidang penyamakan kulit.
Namun kenyataannya, dunia bisnis memang tidak semudah yang dibayangkan. Banyak sekali hal yang harus ia lalui mulai dari terjerat kasus penipuan hingga mengalami jatuh bangun.
Hingga pada tahun 1957, William bersama adiknya yang bernama Tjia Kian Tie dan sahabatnya yang bernama Lim Peng Hong mengambil keputusan untuk mendirikan PT Astra Internasional.
Seiring waktu berjalan, William Soeryadjaja akhirnya mencapai titik keberhasilan di dunia bisnis dan menjadikan dirinya sebagai orang nomor satu di beberapa perusahaan besar khususnya perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif.
Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama ketika usaha milik salah satu anaknya, Edward Soeryadjaya, mengalami kebangkrutan dan mengalami proses likuidasi atau tindakan pengambilan seluruh aset dan kewajiban perusahaan dikarenakan ketidak hati-hatian yang dilakukan oleh Edward.