Kemudian pada 1920 Michio berhasil membawa perusahaannya ini melantai di bursa saham dengan Suzuki Loom Manufacturing Company (SLM). Sebuah perusahaan yang mengembangkan perkakas serta peralatan tenun menenun.
Perlahan mesin tenun mulai ditinggalkan dengan adanya perkembangan teknologi. Penjualanya menurun. Sampai Machi akhirnya memutuskan untuk banting setir untuk membuat sebuah produk otomotif.
Michio melihat peluang besar karena masyarakat jepang masih banyak yang mengandalkan mobil impor namun sayangnya belum ada yang cocok dengan selera pasar, yaitu dengan produk mobil dengan harga terjangkau yang ringan, irit dan efisien.
Akhirnya Michio membuat prototype mobil pertamanya yang dibuat berdasarkan mobil Eropa, Austin Seven. Namun sayangnya program ini harus terhenti akibat adanya Perang Dunia II.
Bangkit dari Kebangkrutan Pasca Perang Dunia
Perang Dunia memaksa Michio harus memulai usahanya dari nol, banyak kerugian yang ia alami dari pabrik yang hancur, gempa bumi dan lain sebagainya. Namun Michio tidak menyerah, ia justru melihat adanya peluang baru yaitu tentang ada satu juta orang orang Jepang yang kehilangan akses transportasi.