“Daripada kita cuma menikmati bagaimana caranya kita mengembangkan, bagaimana mereka bisa membeli produk kita, yang unik ya dari kayu,” ujar Edo.
Sama seperti pebisnis pada umumnya, ia pun menghadapi kendala. Kendala yang dialami oleh Edo adalah ketika sedang musim penghujan, akses yang sulit membuat supply kayu dari hutan terhambat lalu kelembaban kayu yang membuat kayu bisa berjamur.
Edo menyebutkan dengan adanya inovasi marketplace dirinya sangat terbantu untuk menjual semua produknya tersebut. Dari awal Edo memulai bisnisnya Edo memang sudah menerapkan marketplace sebagai alternatif bisnis di era teknologi informasi.
Berkat marketplace Edo sudah berhasil menjual produknya hingga mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.
“Kalo dari kayu saya omzet kotor mencapai Rp150-200 Juta per bulan, dan keuntungan bersihnya minimal 50%.” ujar Edo.