Ia mengaku berpegang teguh pada lima hal, yakni kepada tuhan, lingkungan sekitar atau rekan-rekan kerjanya, keluarga, kesehatan, dan keuangan. Lima hal ini, menurutnya, harus berjalan selaras dan sinkron.
Jika kelimanya dikendalikan agar seimbang, individu dapat hidup dengan seimbang. Jahja mencontohkan, saat individu cenderung terfokus pada uang, maka hidupnya hanya akan dipenuhi obsesi untuk mencari uang. Hal ini berlaku untuk keempat elemen lainnya.
“Kalau lima hal ini seimbang, kita bisa me-manage diri sendiri. Setelah itu barulah kita bisa me-manage orang lain,” tuturnya.
Jahja betul-betul mempraktikkan keseimbangan itu dalam kesehariannya. Saat pagi, ia berusaha untuk rutin berolahraga, baik itu cross training ataupun berenang. Ia menyadari betapa penting menjaga kesehatan dan stamina.
Ia berangkat kerja, menjalani rutinitasnya sebagai presiden direktur, lalu pulang dan makan malam di rumah bersama keluarga. Pada akhir pekan, ia bermain golf bersama teman, nasabah, atau rekan bisnis untuk relaksasi dan bersosialisasi.