IDXChannel—Nama Jahja Setiaatmadja tak asing bagi masyarakat, terlebih bagi investor ritel yang menyimpan BBCA dalam portolio investasinya. Jahja adalah Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk yang telah menjabat selama 12 tahun.
Jahja sebenarnya telah bergabung dengan BCA sejak 1996, jabatan pertamanya saat itu adalah kepala divisi treasury. Jahja lantas naik jabatan menjadi direktur pada 1999-2005, dan naik lagi menjadi wakil presiden direktur pada 2005-2011.
Sebelum bekerja di BCA, lulusan jurusan akuntansi Universitas Indonesia ini pernah bekerja sebagai junior accountant di firma bergengsi Price Waterhouse pada 1979, saat itu ia masih kuliah di tingkat akhir.
Jika dihitung sejak 1996, berarti Jahja telah bekerja di BCA selama 27 tahun, nyaris tiga dekade. Ia bergabung tak lama setelah krisis moneter melanda Asia dan Indonesia pada 1998, ia pun turut menghadapi krisis-krisis ekonomi lainnya bersama BCA di sepanjang kariernya.
Saat ini, BCA adalah emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yakni mencapai Rp1.029 triliun pada akhir 2022. BCA juga berlangganan masuk dalam indeks LQ45, yang artinya, boleh dibilang kinerja usaha dan keuangan emiten ini terjamin memuaskan dari tahun ke tahun.