“Alhamdulillah semakin dikenal bahkan saya merambah ke konseptor developer,” kata Mas Udek, dikutip dari YouTube Naik Kelas, Sabtu (28/10/2023).
Kini kopi hasil sangrainya sudah dipasok ke beberapa coffee shop dan hotel-hotel di sejumlah daerah. Bahkan pengiriman ke Bali setiap minggunya mencapai 10 kilogram (kg).
Dari membuat penggorengan tanah liat lalu membuat mesin sendiri hingga impor mesin sangrai untuk mendukung usahanya,
Mas Udek mengaku awalnya sempat takut karena banyak kompetitor, namun dia tidak pernah berhenti belajar dan berinovasi dalam usahanya.
Sebagai Sarjana Teknik Kimia Industri dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), dia tidak menyesali keputusannya menjadi pengusaha. Bahkan dia bersyukur telah menolak tawaran saudaranya untuk bekerja di salah satu BUMN ternama. Alasan, karena tidak ingin utang budi di kemudian hari.
"Saya enggak mau, saya mau nyari (kerja) sendiri,” ujarnya.
Kini dia perlahan menikmati jerih payahnya dalam bisnis kopinya. Dari awalnya membuka bisnis di garasi, lalu ruko, kini dia memiliki kedai sendiri dan pelanggan di mana-mana.