“Di antara kompetitor yang namanya bagus-bagus sampai sudah hafal. Kita ya ‘Donat Si Bungsu’ saja. Saya percaya sesuatu yang kecil itu bisa menghasilkan yang besar,” kata Ega, dikutip dari kanal YouTube Naik Kelas (18/9).
Tentu tidak mudah mengembangkan bisnis donat tersebut. Saat memulai membuka toko, Ega pernah didatangi seorang customer yang mencicipi donatnya dan langsung membuangnya tanpa mengucap sepatah kata pun.
Sehingga Ega perlu mengevaluasi resep donatnya sampai menemukan resep terbaik dan menggunakan bahan-bahan dengan kualitas terbaik. Salah satu faktor sukses Ega dalam menarik pelanggan adalah dengan memanfaatkan media digital dengan promosi melalui media sosial untuk menarik para pelanggan.
“Facebook dan Instagram itu menjadi kelebihan. Kita bisa posting produk lalu kita jual di marketplace. Sebuah teknologi yang belum ada di zaman bapak saya,” kata Ega.
Saat ini penjualan perharinya mencapai 2.000 potong dengan harga donat regular Rp4.000/potong dan donat karakter Rp5.000/potong, sehingga rata-rata omset per bulan mencapai Rp200 juta - Rp230 juta.