Lagi-lagi Eka tidak menyerah meskipun merugi. Dia kembali mencoba bisnis-bisnis lain, hingga akhirnya dia mendirikan CV Sinar Mas di Surabaya, Eka pindah ke kota tersebut ketika usianya menginjak 37 tahun.
Pendirian CV Sinar Mas kemudian disusul dengan pembangunan pabrik minyak goreng Bitung Manado Oil Ltd (Bimoli) pada 1968, yang kemudian berlanjut dengan ekspansi ke bidang developer dan real estate melalui PT Duta Pertiwi dan pabrik Tjiwi Kimia.
Ekspansi terus dia lakukan, hingga Sinar Mas sukses membangun diversifikasi bisnis di beragam bidang. Tercatat sampai 2020, konglomerat ini memiliki tujuh lini bisnis, yakni:
- Pulp dan kertas
- Agribisnis dan pangan
- Layanan keuangan
- Real estate dan developer
- Energi dan infrastruktur, dan
- Layanan kesehatan
Pada bidang agribisnis, Eka membeli puluhan ribu hektare lahan perkebunan sawit dan teh. Pada sektor energi, Eka mendirikan PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA). Pada sektor real estate, Eka mendirikan Sinar Mas Land.
Dia juga membeli Bank Internasional Indonesia (BII) dan mendirikan PT Smart Telecom, salah satu provider seluler di Indonesia. Lini bisnis yang bervariasi ini bermula dari tekadnya yang kuat untuk bertahan.