Sementara Ajik Krisna berjanji untuk menjaga keamanan dan kebersihan di sekitar pos satpam. Keesokan harinya, Ajik Krisna menetapi janjinya. Tanpa diperintah, Ajik Krisna mencuci bersih mobil pemilik hotel.
Lalu diteruskan dengan mencuci mobil-mobil para tamu di hotel tersebut. Namun untuk pencucian mobil para tamu itu, Krisna dapat meminta imbalan jasa. Dari jasa cuci itu, Ajik Krisna bisa mengantongi Rp2.500, cukup untuk ongkos makannya sehari-hari pada era 1980-an.
Ajik Krisna menjalani profesi sebagai tukang cuci mobil selama dua tahun. Dia bahkan tidak hanya menawarkan jasa ke tamu Hotel Rani, tapi juga ke hotel-hotel lain di sekitarnya. Dia berhenti mencuci mobil ketika terkena rheumatic akut.
Namun dari profesi ini, Ajik Krisna berhasil mengumpulkan uang hingga Rp150.000 yang kemudian dipakainya untuk membeli motor bebek murah. Motor itu lantas dia gunakan untuk berkeliling mencari pekerjaan.
Selepas menjadi tukang cuci mobil, Ajik Krisna bekerja pada seorang pemilik konfeksi yang sering memberi pekerjaan jahitan kepada pamannya. Dari pekerjaan itu, Ajik Krisna merintis usaha konfeksinya sendiri.