IDXChannel – Kisah sukses pendiri Konimex menarik perhatian publik. Mengawali bisnis dari nol, Djoenaedi Joesoef berhasil membawa Konimex Group jadi salah satu perusahaan obat terbesar di Indonesia.
PT Konimex Pharmaceutical Laboratories didirikan Djoenaedi Joesoef pada 8 Juni 1967. Pengusaha bernama asli Djoe Djioe Liang ini mengawali bisnis obat-obatan tersebut di Solo. Sukses membangun bisnisnya dari bawah, Djoenaedi pun berhasil meraih penghargaan sebagai Entrepreneur of The Year 2003 dari Ernst & Young.
Lalu, bagaimana kisah sukses pendiri Konimex? Dilansir dari laman resmi Konimex, IDXChannel mengulas kisah lengkapnya sebagai berikut.
Kisah Sukses Pendiri Konimex
Djoenaedi Joesoef atau Djoe Djioe Liang merupakan pria kelahiran 6 Juni 1933 di Solo. Ia merupakan anak ke-4 dari 7 bersaudara. Kedua orangtua Djoenaedi Joesoef yakni Djoe Hong Sian dan Tjin Bong Tjauw merupakan pemilik usaha toko obat tradisional China Eng Thay Hoo. Tak hanya menjual obat tradisional, orangtua Djoenaedi juga mengobati orang yang sakit.
Sejak remaja, Djoenaedi pun sudah akrab dengan bisnis obat-obatan karena membantu orangtuanya mengurus toko. Selanjutnya, pada Juni 1967, Djoenaedi Joesoef pun membangun bisnis obat-obatannya sendiri.
Ia mendirikan perusahaan bernama PT Konimex Pharmaceutical Laboratories dengan fokus bisnis pada perdagangan obat-obatan, bahan kimia, alat kedokteran, serta alat laboratorium.
Saat memulai bisnisnya, Djoenaedi Joesoef pun harus melewati jalan yang berliku. Ia bahkan rela berjualan berkeliling dari rumah ke rumah hingga menginap di rumah pelanggannya.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan perusahaan, Konimex tidak sekadar memperdagangkan obat-obatan tapi juga memproduksinya sendiri.
Pada tahun 1972, Konimex mulai melakukan terobosan dengan memproduksi produk Over The Counter (OTC) dalam kemasan praktis 4 tablet. Produk-produk farmasi Konimex pun semakin dikenal di Indonesia.
Beberapa produk obat-obatan Konimex lainnya yang marak digunakan masyarakat antara lain Paramex, Konidin, Inzana, Inza, dan lain sebagainya.
Dengan perkembangan industri farmasi di Indonesia, Djoenaedi Joesoef pun turut melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan bisnisnya. Ia pun berekspansi ke beberapa lini bisnis dan memproduksi obat-obatan berbentuk sirup, tetes mata, hingga vitamin. Beberapa sirup produksi Konimex antara lain Anakonidin, Termorex, Siladex, dan lain sebagainya.
Setelah bisnis Konimex berkembang pesat, perusahaan ini pun kemudian berpindah lokasi ke Grogol, Kabupaten Sukoharjo pada 1979. Berbekal pengalamannya di bidang farmasi, Konimex pun melebarkan sayapnya dengan memproduksi permen seperti Hexos, Frozz, dan Nano-Nano. Tak hanya itu, pada 1994, Konimex juga memproduksi biskuit seperti Snip Snap, Chocomania, dan Tini Wini Biti.