Dia ingin bisnis yang dapat bertahan jangka panjang, operasionalnya mudah, mudah diingat oleh masyarakat, dan mudah diduplikasi. Nadzir lebih memilih tumbuh dengan lambat daripada naik dengan cepat tetapi tidak bertahan lama.
Modal yang digelontorkannya juga tidak mahal, hanya Rp10 juta untuk gerobak, peralatan, bahan baku, brosur, dan karyawan.
Sebagai anak muda yang melek teknologi, Nadzir juga memanfaatkan digital marketing untuk memasarkan dan mempromosikan Dawet Kemayu. Hasilnya tentu saja impas, buktinya saat ini Dawet Kemayu mampu membuka skema kemitraan.
Outlet Dawet Kemayu kini tersebar di penjuru Indonesia. Urusan omzet jangan ditanya. Pada bulan-bulan biasa, Dawet Kemayu bisa mencatatkan penjualan rata-rata Rp300 juta - Rp700 juta.
Saat Ramadan, penjualan Dawet Kemayu bisa lebih fantastis lagi. Nadzir mengaku pernah membukukan penjualan senilai Rp800 juta hingga Rp1 miliar saat itu.