Satu dekade lebih sejak merintis usaha Nasi Goreng, Agus kini telah memiliki 21 cabang di Surabaya. Pada saat pandemi covid-19 kemarin, Agus masih mampu mencatatkan omzet di atas Rp100 juta dalam sebulan dari semua outletnya.
Agus sendiri dulunya sempat berminat untuk membuka opsi franchise, namun niat itu diurungkannya karena franchise memerlukan modal yang tidak sedikit bagi investor. Sehingga sulit dijangkau oleh orang-orang tanpa modal cukup.
Pembukaan cabang dilakukannya dengan mitra-mitra yang terseleksi. Dari outlet utamanya di Jalan Karah, Jambangan, Agus memiliki 21 karyawan yang disebutnya anak. Karena Agus lebih suka menganggap karyawannya sebagai keluarga alih-alih sebagai pekerja.
“Saya juga bekerja seperti mereka. Tidak ada batasan, semuanya sama,” kata Agus.
Itulah kisah sukses penjual nasi goreng yang dulunya tukang bangunan.
(Nadya Kurnia)