IDXChannel—Khairul Umam merupakan korban PHK saat pandemi Covid-19, kemudian ia sukses menjadi seorang petani Ubi di Magelang. Berkat kegigihannya, ia berhasil menembus pasar ekspor, seperti Korea dan Singapura.
Awalnya ia mulai melirik sektor pertanian saat dirinya kembali ke kampung halaman, setelah ia mendapatkan surat PHK dari kantornya. Ia melihat sektor pertanian kala itu sangat menjanjikan keuntungannya.
Hal inilah yang membuat Umam semangat dalam mempelajari sektor pertanian. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadi petani sayuran tanaman hortikultura dan umbi-umbian.
Dilansir dari iNews.id (10/01) ia merasa sektor pertanian sangat menarik, karena ia bisa membantu untuk menyediakan pangan kepada masyarakat, dan potensi dari tanaman umbi ini juga bagus karena bisa dijadikan makanan pengganti makanan pokok seperti nasi.
Umam memiliki beberapa jaringan pertemanan, salah seorang rekan Umam yang memberi tahu kalau komoditas tersebut punya peluang ekspor yang cukup besar.
Untuk saat ini, ia punya luas lahan kurang lebih satu hektar untuk ditanami umbi-umbian dan tanaman sayuran hortikultura. Dari hasil panen dengan luas lahan tersebut, Umam mampu mengantongi omzet sampai Rp100 juta dalam satu kali masa panen.
Namun, tanah yang luasnya satu hektar tersebut tidak sepenuhnya milik Umam, tapi ada milik petani lain yang digarap olehnya. Nanti saat panen, maka akan diterapkan mekanisme bagi hasil diantara mereka berdua.
Dikansir dari iNews.id (10/01) saat ini ada 12.000 meter persegi sawah yang digarapnya. Kemudian satu kali panen ia bisa mendapat 24.000 kg atau setara dengan 24 ton. Sedangkan untuk harga ekspor untuk 1 kg ubi madu ia hargai sebesar Rp10.000,-.
Selama musim panen, Umam mampu melakukan ekspor sebanyak 10 ton ubi madu, maka jika dikalikan dalam satu kali panen omzetnya bisa mencapai Rp100 juta. Ubi Madu membutuhkan waktu sekitar 3,5 bulan dari mulai penanaman sampai siap panen.
Lalu untuk biaya modalnya, dalam 1 hektar sawah membutuhkan uang sekitar Rp12 juta untuk satu kali panen. Lalu ini merupakan biaya traktor Rp600.000/hektare, biaya cangkul Rp4 juta, biaya bibit Rp3 juta dan biaya-biaya lainnya.
Makan dari itu ia merasa kalau sektor pertanian itu sangat menjanjikan untuk digarap oleh generasi millenial. Sebab, sektor ini masih cukup potensial untuk digarap. Namun anak milenial saat ini masih banyak yang menyukai bekerja sebagai pegawai kantor.
Umam berharap untuk para petani muda diseluruh Indonesia untuk bertani, karena petani itu keren dan bisa menjadi kaya. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi