Sebenarnya, Fauzi sendiri ingin melanjutkan sekolah. Namun karena biaya benar-benar terbatas, Fauzi akhirnya mengikuti jejak sang kakak, putus sekolah dan langsung bekerja seadanya demi mencari penghidupan.
“Kekuatan terbesar kami adalah ibu. Beliau rela bekerja di luar sebagai TKW, dan memilih untuk tidak menikah lagi sampai hari ini demi fokus ke anak-anaknya,” sambung Fauzi.
Pertama kali terjun ke bisnis properti, sebenarnya baik Rofiq dan Fauzi tidak pernah berencana untuk berbisnis di sektor properti. Semuanya bermula dari kebetulan, tepatnya saat Rofiq membeli rumah dan pihak kontraktor mangkir dari tanggung jawab.
Kontraktor tersebut kabur dan tidak merampungkan pembangunan rumahnya. Akhirnya Rofiq memutuskan untuk melanjutkan pembangunan sendiri, dengan mencari tenaga kuli sendiri dan pengawasan sendiri.
“Rupanya hasil pembangunan itu dilirik sama developer, ‘Kok, hasilnya bagus?’ akhirnya ditawari untuk membangunkan rumah-rumah yang lainnya. Dari situ kami mulai jadi kontraktor, tidak untuk satu developer saja,” kata Rofiq.