IDXChannel – Boenjamin Setiawan dinobatkan sebagai dokter paling tajir di Indonesia dan menempati posisi ke-8 dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2022.
Anda tentu sudah tak asing dengan perusahaan farmasi Kalbe Farma yang produknya sudah banyak digunakan masyarakat. Ialah Boenjamin Setiawan, sosok dokter dan pengusaha yang berhasil membangun raksasa produsen obat-obatan ini.
Bagaimana kiprah dan perjalanan Boenjamin Setiawan hingga menjadi dokter terkaya di Indonesia? Berapa kekayaan pemilik Kalbe Farma ini? IDXChannel mengulas kisah Boenjamin Setiawan sebagai dokter paling tajir di Indonesia seperti berikut.
Profil Boenjamin Setiawan
Boenjamin Setiawan atau yang lebih akrab disapa dr. Boen ini lahir pada 27 September 1933 di Tegal, Jawa Tengah. Ia lahir dengan nama Khouw Liep Boen dan memiliki lima saudara yakni Fransiscus Bing Aryanto, Khouw Lip Swan, Maria Karmila, Khouw Lip Tjoen, dan Theresia Harsini Setiady.
Sebelum hijrah ke Jakarta, dr. Boen menghabiskan masa kecil dan menamatkan sekolah dasarnya di Tegal, Jawa Tengah. Ia kemudian pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan SMP hingga SMA. Usai lulus SMA, dr. Boen lantas memilih Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia. Ia lulus dan bergelar dokter pada tahun 1958.
Tak berhenti sampai di sana, Boenjamin Setiawan kemudian meraih gelar Ph.D di University of California. Dr. Boen berhasil meraih gelar tersebut di bidang farmakologi dengan disertasinya yang berjudul “The Inhibition of Alcohol Dehydrogenate by Chlor Promazine, an Other Phcnothiazinc Derivatif”.
Sebelum memutuskan melanjutkan pendidikannya ke luar negeri, Boenjamin Setiawan sempat menjadi asisten dosen di kampusnya pada 1958. Hingga pada tahun 1980, Boenjamin Setiawan pun sempat memangku jabatan mentereng sebagai lektor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Mendirikan Perusahaan Farmasi Kalbe Farma
Sukses menjadi dokter tak lantas membuat Boenjamin Setiawan berdiam diri. Ia kemudian membangun sebuah perusahaan di bidang farmasi. Pada tahun 1963, dr. Boen mengawali bisnisnya farmasinya dengan mendirikan PT Farmindo bersama beberapa rekannya.
Sayangnya, bisnisnya hanya bisa bertahan selama tiga tahun saja. Kurangnya pengalaman dalam hal pemasaran membuat PT Farmindo gagal mendistribusikan obat-obatan yang telah diproduksinya.
Kegagalan Farmindo tak lantas membuat Boenjamin Setiawan menyerah untuk berbisnis. Ia kembali membangun perusahaan farmasi pada 10 September 1966 bersama saudara-saudaranya dan juga salah satu rekannya bernama Jan Tan yang merupakan dokter farmakologi. Di sebuah garasi rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Boenjamin Setiawan mengawali PT Kalbe Farma (KLBF).