4. Dawam Rahardjo
Dawam Rahardjo merupakan salah satu cendekiawan Muslim yang tersohor di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia.
Dawam Rahardjo mulai fokus pada kajian ekonomi Islam sejak tahun 1980-an ketika berbagai kajian ekonomi Islam sedang bertumbuh. Sebagai seorang cendekiawan, Dawam tentu tidak serta merta mengiyakan gagasan tentang ekonomi Islam. Lebih dari itu, ia masuk dalam kelompok kritis yang mengapresiasi dan tidak mengingkari adanya kemungkinan bahwa sistem ekonomi Islam bisa berhasil di Indonesia.
Dalam kajian-kajiannya, Dawam menunjukkan bagaimana kegagalan sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme dalam mensejahterakan manusia. Dawam kemudian memperlihatkan bagaimana keunggulan sistem ekonomi Islam di beberapa negara yang berhasil meski tanpa riba dan bunga. Pemikiran Dawam yang paling menonjol dapat terlihat dari gagasannya bahwa ekonomi sangat mungkin terwujud dalam lembaga keuangan, perusahaan, jasa, dan koperasi.
5. Muhammad Syafii Antonio
Muhammad Syafii Antonio memiliki nama asli Nio Gwan Chung. Ia merupakan sosok yang lahir dan dibesarkan di keluarga Tionghoa dan menganut Konghucu. Namun, Muhammad Syafii Antonio mulai belajar Islam dan menganut Islam sejak SMP.
Ia kemudian mendalami pendidikan Islam di Pesantren An-Nidzom, Sukabumi dan melanjutkan ke University of Jordan dengan mengambil jurusan Perbankan Islam. Ia kemudian mendapat gelar doktor ekonomi di University of Melbourne.
Pemikiran paling menonjol dari Muhammad Syafii Antonio adalah bahwa sistem ekonomi yang selama ini dianut oleh beberapa negara terbukti gagal menciptakan keseimbangan ekonomi. Ia kemudian menawarkan gagasan ekonomi Islam melalui bentuk perbankan syariah.
Itulah beberapa tokoh ekonomi syariah berpengaruh di Indonesia yang melandasi munculnya gagasan ekonomi Islam (syariah) di Indonesia. Gagasan dan pemikiran beberapa tokoh ini sangat memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.