Tak putus asa, keinginan dirinya untuk mendirikan sebuah bisnis begitu besar. Ia kembali meminta restu kepada kedua orang tuanya untuk mendirikan bisnis saja dan meninggalkan pekerjaannya yang telah dijalani selama 3 tahun tersebut.
Tak disangka, orang tuanya merestui keinginannya dengan satu syarat bahwa CEO Haus Indonesia ini harus menjadi seorang dosen terlebih dahulu. Dirinya menjadi dosen Akuntansi di Universitas Padjajaran, sama seperti jurusan yang pernah ia ambil pada saat dirinya menjadi mahasiswa di kampus tersebut.
Pemilik Haus Indonesia, Inilah Profil dan Kekayaan Gufron Syarif. (FOTO: MNC Media)
Selain menjadi dosen, ternyata Gufron memiliki bisnis sampingan dalam bidang makanan yang dijual di foodcourt dekat kampus miliknya.
Ditengah bisnisnya yang dapat dikatakan laris manis dan sukses, dirinya diusir oleh seorang pemilik foodcourt tersebut lantaran usahanya yang laris itu dituding menyebabkan usaha pedagang lainnya menjadi sepi dan mengancam akan memutus kontrak sewa apabila Gufron masih mendirikan bisnisnya di foodcourt tersebut.
Setelah kejadian itu, Gufron memutuskan untuk menyewa sebuah bangunan selama 2 tahun yang nantinya akan menjadi sebuah foodcourt dengan modal yang dimiliki oleh dirinya dengan teman-temannya.
Idenya pun berhasil, namun sangat disayangkan pada saat mau memasuki tahun ke 2 tempat yang ia sewa tersebut disita oleh Bank dan Gufron sempat mengalami kerugian di tengah-tengah keuntungannya tersebut.
Kegagalan itu tak mematahkan semangat Gufron, dalam beberapa waktu dirinya bangkit kembali dan melakukan inovasi baru untuk usahanya.
Ternyata, sebelum memiliki bisnis minuman, dirinya sempat mendirikan bisnis dibidang makanan yaitu rendang yang diolah dan dibungkus dalam sebuah kemasan. Dalam bisnisnya, Gufron Syarif memiliki beberapa reseller.