IDXChannel – Haus Indonesia kini menjadi topik minuman kekinian yang menarik untuk diperbincangkan.
Haus Indonesia adalah gerai minuman yang menyediakan segala jenis minuman kekinian yang sedang hits dengan harga yang affordable. Saat ini Haus! Indonesia beroperasi dengan 150+ cabang yang tersebar di daerah Jabodetabek dan Bandung.
Pemilik Haus Indonesia, Gufron Syarif sudah lama ingin menjadi pengusaha. Meski sempat dilarang oleh orang tuanya karena dirinya merupakan lulusan Melbourne, namun tak disangka bahwa bisnis yang sempat ditantang oleh orang tuanya kini menjadi bisnis yang sukses besar.
Lantas, seperti apa profil dan kekayaan pemilik Haus Indonesia, Gufron Syarif? Simak penjelasannya dibawah ini.
CEO Haus Indonesia
Gufron Syarif adalah salah satu orang di balik kesuksesan minuman kekinian bernama Haus Indonesia. Ini merupakan minuman favorite yang dicintai oleh milenium dengan berbagai tawaran macam minuman dengan harga yang pas dikantong. Minuman yang ditawarkan kisaran harga mulai dari Rp5.000 hingga Rp15.000.
Pria kelahiran Jakarta, 23 Maret 1983 ini merupakan seorang lulusan Universitas Padjajaran dengan gelar sarjana akuntansi yang kemudian melanjutkan gelar masternya di RMIT University Australia.
Dirinya pernah diundang dalam sebuah podcast milik Basuki Surodjo, dalam podcast tersebut CEO Haus Indonesia sempat membeberkan omset yang telah ia capai dalam setiap tahunnya yang mencapai ratusan miliar dari seluruh cabang.
Namun perjalanan Gufroni Syarif ternyata tidak semulus yang dilihat oleh publik, dirinya mengaku bahwa bisnis minumannya sempat ditantang oleh kedua orang tuanya lantaran dirinya merupakan seorang lulusan dari Melbourne dan sempat mengalami kegagalan.
Pada saat dirinya tiba di Indonesia, Gufron memutuskan untuk memulai bisnis saja. Namun keputusannya ternyata ditentang oleh kedua orang tuanya karena orang tuanya menginginkan Gufron bekerja sebagai pegawai kantoran yang sepadan dengan gelar yang dimilikinya.
Pada saat itu, dirinya memutuskan untuk menunda keinginannya untuk mulai berbisnis. Lalu ia bekerja sebagai seorang banker disalah satu bank nasional selama 3 tahun.