Ratih Ika Wijayanti
Produksi motor Harley Davidson pun terus mengalami peningkatan hingga 16.284 unit pada 1913 dan 28.189 unit pada 1920. Secara bertahap, perusahaan Harley Davidson pun menjadi perusahaan penghasil motor terbesar di dunia selama periode akhir Perang Dunia I hingga tahun 1928.
Kesuksesan yang diperoleh Harley Davidson tentu tak lepas dari krisis. Perusahaan moge ini bahkan sempat mengalami sejumlah badai krisis akibat Perang Dunia I, Depresi Besar (Great Depression) dan Perang Dunia II, serta persaingan sengit dengan kompetitor yakni Triumph (Inggris) dan Indian (Amerika Serikat). Meski demikian, Harley Davidson berhasil bertahan.
Harley Davidson selalu melakukan inovasi baik dalam segi bisnis maupun teknologi agar tetap relevan dan tak ketinggalan zaman. Salah satu inovasi yang dilakukan agar pelanggannya tetap loyal adalah mendukung kustomisasi motor sesuai dengan keinginan pelanggan.
Hingga hari ini, Harley Davidson tetap mempertahankan tradisi dan nilai yang melekat padanya sejak satu abad lalu. Perusahaan moge yang satu ini tetap berkomitmen menjaga nama besar mereka sebagai ikon dari kebebasan hidup. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang tertarik pada brand moge yang satu ini.
Itulah ulasan mengenai siapa penemu Harley Davidson yang menjadi brand motor gede legendaris dan populer di kalangan orang-orang kaya.
