AQUA juga awalnya menggunakan air tanah untuk bahan baku, sebelum akhirnya Tirto menggantinya dengan air dari pegunungan. Tiga tahun pertama AQUA beroperasi, perusahaan hampir bangkrut dan terus merugi.
AQUA akhirnya mulai mencapai titik ekuilibrium pada 1978 berkat kerja keras Tirto yang dibarengi dengan kejeliannya melihat peluang dan kegigihannya mempromosikan AQUA. Perusahaannya terus berkembang hingga ia mampu mendaftarkan perusahaan untuk IPO di Bursa Efek Indonesia pada 1990.
Kini AQUA kembali menjadi perusahaan tertutup dengan voluntary delisting, saat itu saham terakhir milik publik dibeli seharga Rp500.000 per lembar. AQUA juga tetap dan masih menjadi pilihan utama masyarakat dari berbagai kalangan untuk memenuhi kebutuhan air minum higienis sehari-hari. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi