Sedangkan, inflasi global sudah dimulai sejak masa pandemi Covid-19 ketika pemerintah di masing-masing negara mulai menyuntikkan paket stimulus ke dalam ekonominya. Permintaan menjadi naik namun dari sisi supply chain masih terganggu sehingga harga komoditas menjadi tinggi.
"Kemudian, diperparah dengan adanya perang Rusia-Ukraina karena Rusia adalah salah satu negara eksportir minyak terbesar di dunia dan Ukraina adalah salah satu negara pengekspor gandum dan minyak biji matahari," katanya.
Lebih lanjut dia memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (19/7) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.960-Rp15.010.
(DES)