IDXChannel – Apakah daftar saham dengan PBV tertinggi dan juga PER tertinggi masih layak di koleksi jelang akhir 2023? Rasio harga terhadap buku (PBV) dan rasio harga terhadap pendapatan (PER) adalah dua metrik yang digunakan untuk menentukan penilaian suatu saham.
PBV mengukur seberapa mahal atau murah suatu saham dengan membandingkan harga saat ini dengan nilai buku. Book Value per Share menunjukkan nilai ekuitas setiap saham.
Nilai PBV yang ideal adalah 1. Artinya, saham tersebut akan dijual pada harga wajarnya saat ini. Jika PBV di bawah 1 berarti saham tersebut masih undervalued karena kurang dari nilai wajarnya, sedangkan jika PBV tinggi maka saham tersebut dianggap “overvalued”.
Sebaliknya, P/E (PER) mengukur penilaian suatu saham dengan membandingkan harga saham saat ini dengan laba bersih per saham (earning per share/EPS). Rasio ini melihat mahal atau murahnya suatu saham berdasarkan kemampuan emiten dalam menghasilkan laba bersih.
Semakin tinggi PER, makin bernilai nilai saham suatu perusahaan, alias mahal. Idealnya, nilai PER Investor lebih menyukai nilai di bawah 15. Meskipun rasio P/E di bawah 7 secara teori dianggap sebagai saham yang undervalued, Anda harus memperhatikan mengapa rasio P/E sangat rendah.
Secara teknis, PBV dan P/E digunakan untuk mengetahui saham-saham yang masih underpricing atau setidaknya tidak jauh dari nilai wajarnya. Namun PBV dan P/E tidak memberikan informasi rinci mengenai perkembangan bisnis emiten.