Untuk dana pihak ketiga (DPK) masih tumbuh ke Rp810,7 triliun (+8,4% QoQ; +5,4% YoY) dengan CASA yang meningkat signifikan ke Rp578 triliun di kuartal IV-2023 (+12,6% QoQ; +3,6% YoY) dengan CASA ratio meningkat ke 71,2% (Sep-23: 68,6%).
"Patut dicermati bahwa cost of third party fund (CoF) meningkat ke 2,54% di kuartal IV-2023 (3Q23: 2,25%) sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan, seiring dengan kondisi likuiditas yang mengetat," terangnya.
"Perseroan memperkirakan bahwa likuiditas masih akan ketat di semester I-2024, karena adanya lebaran dan musim dividen, sebelum nanti membaik di semester II ini seiring dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sebanyak 50 bps, Nico menambahkan.
Saat ini, sambungnya, posisi likuditas perseroan relatif terjaga dengan LDR di 88,8% di Desember 2023 (Sep-23: 89,8%).
Perseroan masih melakukan retrukturisasi sebesar Rp40,5 triliun (Sep-23: Rp50,6 triliun; 2022: Rp62,2 triliun) dengan LAR 5,9% (Sep-23: 7,6%; 2022: 9,7%).
Secara total, loan at risk termasuk restrukturisasi Covid sebesar Rp89 triliun atau setara dengan LAR 12,9% di Desember 2023 (Sep-23: 14,4%; Des-22: 16%) dengan NPL di 2,1% (Sep-23: 2,3%; Des-22: 2,8%) posisi pencadangan juga masih kuat dengan LAR di 52,7% (2022: 48,8%).
Perbaikan portfolio kredit juga terlihat dari penurunan RWA density ke 73,1% di 2023 (2022: 76,5%: 2020: 81,6%).
"Perseroan menargetkan credit cost <1,4% di 2024 (2023: 1,4%) sejalan dengan perbaikan proses underwriting serta strategi de-risking," pungkas Nico.
(FAY)