Total nilai aset ADRO per Maret 2023 tercatat sebesar USD9,82 miliar atau Rp144,36 triliun, turun jika dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2022 yang sebesar USD10,78 miliar. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar USD2,77 miliar dan ekuitas sebesar USD7,05 miliar.
Lebih lanjut, kata Boy, perseroan di kuartal pertama ini telah mencatat sejumlah peristiwa penting terkait transformasi bisnis, termasuk peletakan batu pertama untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 1.375 megawatt, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Perseroan juga telah memulai aktivitas pra konstruksi untuk smelter aluminium.
“Kami menyambut peluang untuk menciptakan nilai dari partisipasi di berbagai proyek ekonomi hijau dengan penuh semangat, demi mencapai tujuan menjadi Adaro yang lebih besar dan lebih hijau,” pungkas Boy Thohir.
(FAY)