sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Adaro Minerals (ADMR) Serap Belanja Modal Rp2,2 Triliun di Semester I-2024

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
27/08/2024 06:23 WIB
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menghabiskan anggaran belanja modal USD143 juta atau Rp2,2 triliun di semester I-2024.
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menghabiskan anggaran belanja modal USD143 juta atau Rp2,2 triliun di semester I-2024. (Foto: Dok. Adaro Minerals)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menghabiskan anggaran belanja modal USD143 juta atau Rp2,2 triliun di semester I-2024. (Foto: Dok. Adaro Minerals)

IDXChannel - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menghabiskan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) USD143 juta atau Rp2,2 triliun di enam bulan pertama tahun 2024. Capex itu digunakan untuk proyek infrastruktur PT Maruwai Coal (MC) dan smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).

Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat mengatakan, setelah rampung, proyek-proyek peningkatan infrastruktur tersebut akan mendukung pencapaian target volume jangka menengah perseroan sebesar 6 juta ton per tahun. Selain itu, konveyor pemuatan tongkang kedua juga akan meningkatkan kapasitas muat maupun kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen pengiriman. 

“Peningkatan-peningkatan ini akan menempatkan perusahaan di posisi yang kuat untuk memenuhi perkiraan pertumbuhan produk batu bara metalurginya,” kata Aryo dalam keterangan resmi, Selasa (27/8/2024).

Di semester I-2024, ADMR mengantongi laba USD248,76 juta atau Rp3,84 triliun, tumbuh 52,13 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD163,51 juta. Laba tersebut berasal dari pendapatan perseroan juga naik 30,93 persen menjadi USD607,03 juta atau Rp9,37 triliun, dari sebelumnya USD436,60 juta. 

Secara rinci, penjualan batu bara tercatat sebesar USD606,44 juta atau Rp9,36 triliun dan pendapatan jasa lainnya tercatat sebesar USD1,55 juta atau Rp24,02 miliar. Kenaikan pendapatan ADMR ditopang oleh kenaikan volume penjualan sebesar 43 persen menjadi 2,59 juta ton yang diimbangi penurunan 8 persen pada harga rerata jual atau average selling price (ASP).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement