sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Adhi Karya (ADHI) Siap Rights Issue 7,12 Miliar Saham

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
24/08/2022 12:00 WIB
ADHI berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
ADHI berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
ADHI berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

IDXChannel - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Emiten konstruksi ini berencana menawarkan sebanyak 7,12 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Dalam prospektus yang diterbitkan, yang berhak melaksanakan rights issue yakni para pemegang saham yang ada dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 19 Oktober 2022 pukul 15.00 WIB. Sementara itu, perseroan belum menentukan harga pelaksanaan rights issue.

Dalam aksi korporasi ini, pemerintah sebagai pemegang saham utama perseroan akan melaksanakan haknya sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan skema penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1,97 triliun.

Dari dana hasill rights issue, perseroan akan menggunakan sebesar Rp1,97 triliun yang berasal dari PMN untuk setoran modal melalui Badan Usaha Pelaksana, dengan rincian, sebesar Rp1,4 triliun untuk proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulon Progo.

Kemudian, sekitar Rp0,4 triliun untuk Proyek Tol Yogyakarta-Bawen, dan sebesar Rp0,2 triliun digunakan untuk proyek SPAM Karian-Serpong (Timur).

Adapun, sisa dana rights issue setelah digunakan untuk tiga penggunaan utama akan digunakan untuk penyertaan dan modal kerja konstruksi Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Non PSN di antaranya, proyek jalan tol, preservasi jalan lintas, SPAM, pengelolaan limbah dan proyek infrastruktur lainnya.

Terkait kinerja perseroan, pada paruh pertama tahun 2022, ADHI membukukan laba sebesar Rp 10,23 miliar di semester I 2022. Angka itu naik 23,53% dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,28 miliar.

Kenaikan laba perseroan juga didorong oleh peningkatan pendapatan usaha sebesar 42,34% menjadi Rp 6,32 triliun dari sebelumnya Rp 4,44 triliun. Pendapatan segmen teknik dan konstruksi menjadi kontributor terbesar dengan menyumbang Rp 5,26 triliun atau naik 42,55% dari Rp 3,69 triliun.

Kemudian, segmen properti dan hospitality mencatatkan pendapatan sebesar Rp 409,50 miliar, naik 8,40% dari sebelumnya Rp 377,75 miliar. Segmen manufaktur tercatat sebesar Rp 375,80 miliar, serta pendapatan investasi dan konsesi sebesar Rp 273,36 miliar.

(NDA) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement