Adapun pendapatan usaha perseroan juga naik 6 persen dari USD1,08 miliar menjadi USD1,15 miliar. Sementara itu, EBITDA operasional naik tipis 1 persen menjadi USD573 juta. Kenaikan pendapatan dan EBITDA ini tidak terlepas dari kenaikan volume penjualan.
Ariano menambahkan, pada tahun lalu, ADMR menyerap belanja modal USD405,7 juta, tiga kali lipat dari realisasi belanja modal 2023 sebanyak USD134,7 juta. Kenaikan ini, kata dia, karena aktivitas konstruksi dari smelter aluminium PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) dan proyek infrastruktur di PT Maruwai Coal (MC).
Dia mengungkapkan, KAI akan terus melanjutkan konstruksi smelter aluminium dengan target commissioning akhir 2025. Saat ini, konstruksi area sandar untuk bahan baku di jetty telah rampung dengan konstruksi fondasi dan struktur baja untuk fasilitas anode dan elektrolisis sedang dikerjakan bersama dengan pemasangan struktur ban konveyor dan gedung kantor di area jetty.
"Kami terus mengeksekusi investasi strategis untuk mendukung pengembangan di masa depan dan mendorong pertumbuhan jangka panjang. Fokus kami terhadap ekspansi didukung dengan profitabilitas yang tinggi dan saldo kas yang sehat," ujarnya.
(Rahmat Fiansyah)