“Keyakinan manajemen memang beralasan. Perlu dicatat, berdasarkan guidance perseroan, rugi adjusted EBITDA perseroan setahun penuh 2023 sebesar Rp 4,5 triliun. Pada kuartal I-2023 rugi adjusted EBITDA GOTO sebesar Rp 1,6 triliun sedangkan di kuartal II-2023 mencapai Rp 1,2 triliun. Ada perbaikan 25% secara kuartalan. Bisa dibayangkan kalau ini terjadi konsisten di kuartal III dan IV, maka bukan tidak mungkin di bulan-bulan terakhir tahun ini GOTO sudah mencapai adjusted EBITDA positif sesuai dengan guidance.”
Radit juga menjelaskan saham GOTO yang undervalued juga tercermin dari target harga menurut konsensus analis yang berada di atas Rp 120/saham, jauh dari harga saham GOTO saat ini. Hal ini semakin membuktikan saham GOTO sedang mengalami tren salah harga. (*)