Terkait aksi jual investor asing yang cukup masif dalam beberapa waktu terakhir, Chisty membaca masih ada potensi yang besar bagi investor asing dapat masuk kembali.
Menurut Chisty, kondisi manufaktur yang pulih mampu mendorong penyerapan tenaga kerja baru dan memicu pertumbuhan daya beli. Kinerja ekspor dalam negeri -meskipun CPO masih dilarang- dinilai masih cukup solid yang ditopang dari kenaikan harga komoditas.
"Kita diuntungkan karena termasuk salah satu negara dengan porsi ekspor komoditas yang besar. Sehingga tidak heran bahwa hal tersebut turut mendorong daya tarik yang kuat untuk investor asing berinvestasi di pasar saham dalam negeri," ungkapnya.
Di sisi lain, Chisty merasa ada sentimen penghambat laju indeks yang berasal dari tekanan eksternal, mengingat baru-baru ini Federal Reserve Amerika Serikat menaikkan suku bunga setengah poin demi meredam gejolak inflasi.
Kenaikan suku bunga memicu kenaikan yield di pasar obligasi, emas dan dolar, yang pada akhirnya menjadi ancaman bagi aset berisiko seperti saham.