Kemudian, secara perlahan Emirates Tarian menambah kepemilikannya di BRMS hingga menjadi 34,8 miliar saham atau 24,55 persen dari total saham BRMS per 18 Januari 2022. Hingga 30 Juni 2024, Salim menggenggam 25,1 persen saham BRMS.
Ekspansi berlanjut, Salim kemudian masuk ke saham pertambangan emas dan tembaga AMMN saat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di 2023 lalu pada 7 Juli 2023.
Saham AMMN dihargai Rp1.695 per saham saat IPO. Kini, harga saham AMMN di level Rp11.350 per saham alias sudah naik 569,62 persen per 10 Juli 2024.
AMMN juga menjadi saham pertambangan yang terafiliasi dengan Grup Salim dengan total aset terbesar. (Lihat tabel di bawah ini.)
Genggaman Salim terhadap saham AMMN disinyalir melalui Agoes Projosasmito, eks bankir yang dekat dengan Anthoni Salim yang menjadi pengendali AMMN.
Agoes Projo diketahui dekat dengan Salim, khususnya setelah pensiun dari karier di industri keuangan dan fokus ke sektor padar modal dan bisnis pertambangan.
Kepemilikan saham tidak langsung Agus di AMMN mencapai 15,45 persen di posisi ketiga lewat perusahaan AP Investment per 31 Mei 2024. Grup Salim sendiri menjadi penguasa di AMNN melalui PT Sumber Gemilang Persada (SGP) yang menjadi pemegang saham terbesar mencapai 32,2 persen.
Di posisi kedua, baru MEDC menguasai saham AMMN dengan presentase 20,92 persen pada periode yang sama.
Anthoni Salim juga dikenal memiliki pengaruh pada MEDC melalui Diamond Bridge Pte. Ltd. yang disebut terafiliasi dengan Grup Salim dan merupakan pemegang saham terbesar kedua MEDC sebanyak 21,46 persen per 30 Juni 2024.
Tak berhenti di sini, cengkraman Grup Salim pada AMMN lewat PT Pesona Sukses Cemerlang (PSC) yang dimiliki oleh bos emiten pengelola KFC di Indonesia (FAST) dan Edie Herjadi yang disebut memiliki relasi dengan Grup Salim. Jumlah saham yang digenggam di AMMN sebesar 6,52 persen.
Sebagai informasi FAST juga ikut dimiliki Grup Salim, dengan Anthoni menjadi sebagai komisaris utama perusahaan. (ADF)