Di London Metal Exchange (LME), harga tembaga acuan kontrak tiga bulan turun tipis ke USD12.538 per metrik ton, namun tetap diperkirakan menutup tahun dengan kenaikan lebih dari 43 persen.
Mengutip Trading Economics, gangguan operasional tambang, termasuk penutupan sementara tambang Grasberg milik Freeport di Indonesia, turut menopang reli harga dan mendorong tembaga menembus sejumlah level harga penting sepanjang tahun.
Dalam beberapa pekan terakhir, logam industri ini mencetak serangkaian rekor baru seiring berakhirnya 2025 yang gemilang.
Tekanan pasokan masih berlanjut akibat gangguan di sejumlah tambang besar. Di sisi lain, lonjakan investasi pada pusat data (data center) berbasis kecerdasan buatan (AI) terus mendongkrak permintaan.
Kekhawatiran atas rencana tarif Amerika Serikat (AS) terhadap impor logam olahan juga mendorong pelaku pasar meningkatkan pengiriman ke negara tersebut.