IDXChannel - Hilirisasi menjadi tujuan pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sejumlah komoditas sumber daya alam (SDA) andalan Tanah Air. Sejumlah komoditas tersebut, di antaranya nikel, bauksit, tembaga, emas, dan timah.
Harga sejumlah komoditas ini terpantau bergerak menguat dalam perdagangan sepekan terakhir.
Menurut Trading Economics, dalam sepekan terakhir (12-19 Juni 2023), harga timah naik 5,45% disusul harga nikel yang juga naik 9,15%. Adapun tembaga mengalami kenaikan harga 2,93% dan produk turunan bauksit berupa alumunium naik 0,13%. Sementara harga emas di pasar internasional masih tertekan 0,02% selama sepekan. (Lihat grafik di bawah ini.)
Berdasarkan data Trading Economics, di pasar internasional, nikel berjangka diperdagangkan di sekitar USD22.700 per ton per Senin (19/6/2023). Angka ini naik dari posisi terendah 9 bulan yang dicapai pada 31 Mei lalu.
Kondisi ini terjadi di tengah kondisi ekonomi China yang lesu. Serta didukung pemotongan suku bunga fasilitas pinjaman tetap dan investasi miliaran bank sentral ke pasar keuangan negeri Tirai Bambu.
Di pasar timah berjangka, harga komoditas ini melonjak di atas USD25.600 per ton, tertinggi dalam lebih dari tiga minggu di tengah ekspektasi kekurangan pasokan di pasar timah global.
Meskipun pemulihan permintaan dari China melambat, namun larangan penambangan timah yang diwacanakan di wilayah Myanmar dan larangan ekspor timah batangan Indonesia akan memperketat komoditas ini di pasar global secara signifikan.
Di sisi lain, produk turunan bauksit berupa aluminium berjangka telah diperdagangkan dalam kisaran USD2.200 hingga USD2.300 per metrik ton atau naik 0,96% dalam perdagangan harian. Ini karena para trader mengantisipasi pasar aluminium China yang lebih seimbang setelah defisit pada 2022.