Salah satu langkah berani yang dilakukan AMMN segera setelah akuisisi adalah menutup 40 persen kapasitas penambangan selama tiga bulan pada 2017 untuk menyusun ulang rencana penambangan, sehingga alat gali dan alat angkut bekerja lebih produktif dan efisien. Gebrakan ini mampu meningkatkan volume production blasting secara signifikan dengan fragmentasi yang optimal.
Untuk mencapai produktivitas tinggi, AMMN juga mengoperasikan sebanyak 138 unit truk CAT793C di tambang Batu Hijau. Truk yang dapat mengangkut hingga 240 ton bijih mineral ini memerlukan pemeliharaan dengan biaya yang besar.
Untuk mendorong efisiensi pemeliharaan, AMMN mengambil alih fasilitas perakitan Machine Rebuild Centre (MRC) dan Component Rebuild Centre (CRC) dari pihak ketiga pada tahun 2018. Dengan demikian, AMMN dapat melakukan pemmbongkaran dan perakitan ulang komponen setiap truk hanya dalam waktu 23 hari di Batu Hijau.
Hasilnya, AMMN secara signifikan mengurangi biaya perakitan hingga sekitar 35 persen dibandingkan dengan perakitan yang sebelumnya dilakukan di Kalimantan Timur, yang memakan waktu 9-12 bulan.
Kini, AMMN tengah menjalankan berbagai proyek ekspansi, antara lain proyek smelter tembaga dan precious metal refinery, ekspansi kapasitas processing plant, serta seluruh fasilitas pendukungnya.