IDXChannel - Program andalan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo-Gibran, yakni Makan Bergizi Gratis dan Minum Susu Gratis diperkirakan akan menelan anggaran Rp71 triliun pada APBN 2025 akan mengerek saham-saham konsumer.
Analis Saham Panin Sekuritas, Andhika Audrey mengatakan, program makan bergizi gratis dan minum susu gratis bagi sekira 82,9 juta masyarakat Indonesia bertujuan untuk menurunkan angka stunting.
"Kebutuhan susu reguler Indonesia dapat mencapai 4 juta ton dan akan meningkat menjadi sekitar 8,7 juta ton untuk ketercapaian program tersebut," ujar dia dalam risetnya, Jumat (19/7).
Andhika mempertanyakan, apakah kebutuhan susu nasional telah terpenuhi? Merujuk data BPS, produksi susu segar nasional pada 2023 sebanyak 837,2 ribu ton. Volume tersebut turun dari rata-rata produksi tahunan selama 2017-2021 yang sebanyak sekira 900 ribu ton.
"Kami melihat penurunan tersebut akibat dari kejadian luar biasa Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di 2022, sehingga produksi susu pada tahun tersebut mengalami penurunan signifikan hingga 824 ribu ton atau dapat dikatakan bahwa produksi susu nasional hanya dapat memenuhi 19 persen sampai 22 persen kebutuhan susu nasional," tuturnya.
Lalu darimana susunya untuk memenuhi program minum susu gratis, jika produksi susu belum mencukupi untuk kebutuhan nasional?
"Dengan adanya program tersebut sudah mendatangkan suatu persoalan, yakni memperlebar defisit neraca susu nasional, di mana rata-rata kebutuhan susu nasional yang semula 4 juta ton menjadi 8,7 juta ton per tahun," ujar Andhika.
"Impor menjadi hal wajib dalam pemenuhan kebutuhan susu nasional dengan persoalan lainnya yang menurut kami struktural adalah kurangnya populasi sapi perah nasional (per 2023 sekira 585 ribu)," lanjutnya.
Padahal, sambung dia, standar banyaknya populasi sapi untuk pemenuhan kebutuhan susu reguler ini mencapai sekira 900 ribu ekor, jika ditambah dengan program minum susu gratis untuk siswa SD setidaknya harus berjumlah 1,1 juta ekor.
Sementara itu, untuk pemenuhan keseluruhan target sekira 82 juta jiwa harus dibutuhkan 2,15 juta ekor sapi per tahun yang rencananya akan didatangkan langsung dari Brasil (1,5 juta ekor), AS (0,5 juta ekor), Australia (0,1 juta ekor) dan New Zealand (0,05 juta ekor).
Andhika menuturkan, jika didasari oleh efisiensi dengan ketersediaan yang luas, susu UHT paling optimal untuk program tersebut.
"Kami menilai, jika implementasi dan kolaborasi antara peternak rakyat, pihak swasta dan pemerintah berjalan sesuai dengan aturan teknis yang telah disetujui bersama, kami yakin hal ini akan menjadi daya tarik positif khususnya pada program minum susu gratis untuk industri susu nasional," paparnya.
"Jika pembagian susu gratis menggunakan susu UHT, maka akan berpengaruh pada perseroan yang fokus segmen tersebut yakni ULTJ (market share 34 persen) dan Frisian Flag Indonesia (market share 16 persen) dan terbatas pada ICBP (dairy segment sekira 13 persen ke pendapatan," ujar Andhika.
Dalam risetnya, Andhika merekomendasikan Neutral untuk sektor consumer, yakni saham ICBP BUY dengan target price Rp12.000, INDF BUY dengan target harga Rp7.300, UNVR HOLD dengan target harga Rp3.000, serta ROTI dan MYOR masing-masing BUY dengan target harga Rp1.350 dan Rp3.300.
(FAY)