Terkait pasokan, Lilik Unggul Raharjo menyampaikan bahwa total kapasitas semen Non-OPC di Indonesia mencapai sekitar 93 juta ton.
"Supply mapping-nya mulai dari ujung Sumatra hingga Papua semua sudah memproduksi PCC (Portland Composite Cement). Kemudian beberapa pabrik anggota ASI seperti pabrik SIG yang ada di Narogong sudah memproduksi full Non-OPC, seperti PCC, PPC (Portland Pozolan Cement), slag, kemudian juga hidraulis. Demikian pula pabrik di Tuban dan Tonasa. Anggota asosiasi yang lain juga ada yang sudah melakukannya," ujar Lilik.
Terpisah, Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau SIG, yaitu Donny Arsal, menyambut positif upaya Kementerian PUPR untuk optimalisasi penggunaan semen ramah lingkungan dalam pekerjaan konstruksi.
Sebagai market leader di industri semen tanah air, SIG memiliki beragam inovasi produk semen hijau yang rendah karbon sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusi Perusahaan dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan di Indonesia.
"Semen hijau SIG adalah solusi terbaik untuk konstruksi ramah lingkungan yang rendah karbon dan bisa menjadi pilihan utama bagi pemerintah, serta pengembang properti untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing. Dengan jaringan operasional yang ekstensif, SIG siap mendukung pembangunan hingga wilayah terpencil di seluruh wiilayah Indonesia," ujar Donny.
Menurut Donny, pihaknya senantiasa tidak berpuas diri dan tidak berhenti pada inovasi semen hijau. Sebagai bagian dari perjalanan transformasi Perusahaan, SIG menghadirkan produk precise interlock brick untuk solusi pembangunan rumah yang efektif, efisien, serta ramah gempa.
Penggunaan precise interlock brick juga membuat durasi konstruksi lebih cepat, dan tampilan yang modern.