Selain itu, pelemahan rupiah didorong juga oleh perkembangan terkini dari perekonomian Amerika Serikat yang ditandai dengan kenaikan Fed Fund Rate yang diperkirakan masih akan meningkat, juga akan berimbas pada pelemahan ekonomi global.
Baca Juga:
"Hal tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia," pungkasnya.
Di samping itu, Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Kamis (29/9) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.250 - Rp15.310.
(NDA)