Di lain sisi, lanjut Nico, pihaknya hanya akan menyuplai bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku produksi baterai. Sementara itu, bahan baku lainnya didistribusikan oleh kedua perusahaan global tersebut.
"Antam hanya menyuplai biji nikelnya karena ini adalah bahan baku utama. Kalau dilihat memang ada persentase-persentase daripada bahan baku ini, inilah yang akan kita lakukan kerja sama kita baik dengan CATL maupun dengan LG," kata dia.
Sebagai tindak lanjuti atas pendirian Joint Venture, Antam, PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CATL dan LG telah menyepakati penandatanganan framework agreement sejak 14 Maret 2022 lalu.
Kemudian, Antam melakukan spin off sebagian segmen usaha pertambangan nikel untuk anak usahanya. Kedua anak perusahaan tersebut adalah PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumber Daya Arindo (SDA).
Hasil spin off tersebut nantinya dikerjasamakan dengan perusahaan baterai kendaraan listrik global yakini Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. (CATL) dan LG Chem Ltd.
"Di dalam proses EV baterai ini kami juga akan sama-sama dengan IBC, karena itu kemarin kalau kita lihat framework agreement ditandatangani Antam, IBC, dan investor CATL dan LG," ujarnya.
(FRI)