IDXChannel - Banyak spekulasi bermunculan mengenai kenaikan suku bunga bermunculan menjelang pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Hal ini seiring dengan lonjakan inflasi di negara Paman Sam yang mencapai 9.1%.
Kantor berita AFP dalam laporannya, mengindikasikan adanya kenaikan suku bunga acuan. Namun demikian, masih ada kemungkinan kenaikan yang lebih tinggi. Beberapa analis bahkan memperkirakan kenaikan suku bunga dapat mencapai 75 poin basis dan dapat melonjak hingga 100 poin basis seperti yang dikutip dari businesstoday.in.
Kenaikan suku bunga ini dinilai sangat perlu untuk mengontrol kenaikan biaya hidup akibat inflasi. Selain itu, menurut Bank Sentral AS atau The Fed, kenaikan suku bunga yang sebelumnya, belum bisa menyelesaikan masalah inflasi.
Belum lagi, diperparah dengan adanya konflik antara Rusia dan Ukraina pada Februari lalu. Dengan adanya potensi kenaikan suku bunga ini, para pelaku investor perlu mengambil strategi yang dapat diambil guna mengantisipasi kondisi turunnya harga saham.
“Jangka pendek bursa kita memang masih ada potensi bergerak volatil untuk investor yang memang tempo risetnya jangka pendek bisa lebih memperketat trading plan. Tapi kalau investor yang jangka panjang bisa mengingat kalau kita punya fundamental itu sebenarnya masih kuat makanya bI memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga.” ungkap Investment Analis dari Stockbit Hendriko Ghani melalui video conference pada Senin (25/07/2022).