IDXChannel - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meraih kinerja positif pada enam bulan pertama tahun ini, seiring melesatnya harga emas dunia di tengah kondisi ketidakpastian.
Antam mencatat penjualan bersih Rp59,02 triliun pada semester I-2025, tumbuh 155 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar Rp23,19 triliun.
"Pertumbuhan penjualan mencerminkan implementasi strategi perusahaan untuk memperkuat basis pelanggan di dalam negeri pada produk-produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit," kata Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto melalui keterangan resmi, Minggu (31/8/2025).
Penjualan domestik tercatat Rp57,11 triliun. Angka tersebut setara 97 persen dari total penjualan bersih Antam pada periode Januari-Juni 2025.
Segmen emas menjadi penyumbang terbesar untuk penjualan Antam sebesar Rp49,5 triliun, naik 163 persen dari sebelumnya Rp18,8 triliun. Segmen tersebut berkontribusi 84 persen dari total penjualan.
Ardhianto menilai, penjualan emas Antam pada semester I-2025 didorong oleh kondisi geo-ekonomi dan geopolitik global serta strategi bisnis yang efektif. Antam mencatat rekor penjualan emas kuartalan tertinggi sepanjang sejarah pada kuartal II-2025.
Antam juga mengoptimalkan strategi pemasaran yang fokus pada kualitas produk, keamanan, dan kemudahan askes bagi pelanggan. Selain itu, perseroan juga terus memperkuat basis pelanggan untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan emas lewat aplikasi mobile "ANTAM Logam Mulia" yang diluncurkan Maret 2025.
Di semester I-2025, Antam menjual 29.305 kilogram (kg), naik 84 persen. Sementara produksi emas dari tambang perseroan mencapai 438 kg, relatif stabil dibandingkan capaian produksi emas pada semester I-2024 sebesar 440 kg.
Di samping emas, penjualan Antam juga disumbang oleh segmen nikel sebesar Rp7,9 triliun atau 13 persen terhadap total penjualan perseroan. Penjualan nikel melonjak 125 persen secara tahunan menjadi Rp3,5 triliun.
Ardhianto mengatakan, capaian positif ini didukung masih solidnya permintaan industri dalam negeri terhadap bijih nikel Antam dengan kualitas yang tepercaya dan ketersediaan pasokan yang memadai.
Produksi bijih nikel tercatat 9,10 wet metric ton (wmt), melonjak 117 persen secara tahunan. Sementara itu, penjualan bijih nikel mencapai 8,2 juta wmt, melejit 144 persen.
Ardhianto menyebut, kinerja penjualan bijih nikel pada kuartal II merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Sementara untuk produksi feronikel, Antam mencatat produksi dan penjualan masing-masing 9.067 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan 5.763 TNi.
Untuk segmen bauksit dan alumina, kontribusinya 2 persen terhadap penjualan dengan niali Rp1,46 triliun. Segmen ini meningkat 102 persen dari sebelumnya Rp725 miliar.
Produksi bauksit yang dipakai untuk bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (GCA) dan penjualan kepada pelanggan domestik mencapai 1,38 juta wmt, naik 155 persen. Adapun penjualan bauksit tercatat 1,03 juta wmt.
Lewat anak perusahaan, PT Indonesia Chemical Alumina mencatat produksi 89.385 ton alumina, naik 42 persen. Sementara penjualan alumina tercatat 91.109 ton, naik tipis 3 persen.
(Rahmat Fiansyah)