IDXChannel—Apa bisnis BMHS? PT Bundamedik Tbk (BMHS) tercatat sebagai emiten kesehatan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang aktivitas rumah sakit swasta, perusahaan ini adalah pengelola RS Bunda.
Melansir laman resmi perseroan (25/11/2025), Bundamedik telah berdiri sejak 1961, didirikan oleh Dr Rizal Sini SpOG mulanya berupa klinik persalinan sebelum akhirnya resmi beroperasi sebagai RS Bersalin Bunda pada 1973.
Tahun-tahun berikutnya Bundamedik mengembangkan bisnisnya dengan membuka rumah sakit baru, meluncurkan klinik fertilitas, dan laboratorium klinik diagnosis. Ketiga divisi ini menjadi lini bisnis utama BMHS.
Bisnis lain BMHS yakni farmasi, ER, badan diklat medis, klinik gigi, medical tourism, pusat fisioterapi, BIC klinik, dan sebagainya. Sampai dengan akhir 2024, Bundamedik mengelola empat rumah sakit umum, lima rumah sakit ibu dan anak, dan satu rumah sakit jantung.
BMHS juga mengelola 15 klinik fertilitas (Morula IVF), 126 jaringan klinik fertilitas, 3.000 lebih klinik dikelola pihak ketiga lewat Klinik Pintar, dan 36 laboratorium. Anak usahanya yang mengelola lab, PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS), telah melantai di bursa.
Pada divisi rumah sakitnya, BMHS menyediakan layanan pusat fisioterapi, pusat otak dan syaraf, pusat pencernaan, pusat onkologi, pusat kardiovaskular, dan sebagainya, untuk menunjang layanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien.
Sebagai tambahan informasi, RS Bunda yang dikelola perseroan termasuk salah satu rumah sakit pionir di Indonesia yang menggunakan operasi dengan sistem robotik untuk operasi invasif minimal.
Saat ini, jumlah entitas anak BMHS dengan kepemilikan langsung mencapai 17 unit perusahaan. Perseroan juga memiliki sejumlah anak usaha lain lewat kepemilikan tidak langsung dari entitas anaknya.
Wilayah operasional perseroan mencakup Jabodetabek, Padang, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Pontianak, dan Makassar.
Apa Bisnis BMHS? Informasi Kepemilikan Saham
Bundamedik mencatatkan sahamnya secara perdana di Bursa Efek Indonesia pada 6 Juli 2021 dengan melepas 682 juta saham di harga penawaran Rp340 per saham. Total sahamnya mencapai 8,60 miliar.
Dari IPO ini perseroan mengantongi Rp210,80 miliar. Saat ini (25/11/2025) saham BMHS diperdagangkan di harga Rp212 per saham pada penutupan sesi pertama. Dengan demikian kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1,94 triliun.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Oktober 2025 pengendali saham BMHS adalah Ivan Rizal Sini dengan kepemilikan sebanyak 278,6 juta saham, setara 3,24 persen dari total saham terdaftar.
Berikut ini adalah daftar pemegang saham BMHS per akhir Oktober kemarin:
- PT Bunda Investama 4,93 miliar saham/57,37 persen
- Ivan Rizal Sini 278,6 juta saham/3,24 persen
- Mesha Rizal Sini 278,6 juta saham/3,24 persen
- Renobulan Rizal Sini 207,7 juta saham/2,42 persen
- Rito Alam Rizal Sini 278,6 juta saham/3,24 persen
- Ietje Ika S. Rizal Sini 157,8 juta saham/1,82 persen
Sedangkan masyarakat (non-warkat) menguasai 2,43 persen saham BMHS atau setara dengan 28,31 persen dari total saham terdaftar. Adapun penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham BMHS adalah Ivan Rizal Sini.
Dia adalah komisaris utama yang kini menjabat di PT Bundamedik Tbk (BMHS) dan masih memiliki hubungan keluarga dengan pendiri perusahaan Dr Rizal Sini.
Dalam lima hari terakhir, saham BMHS mencatatkan pertumbuhan harga sebesar 38,56 persen. Namun jika dilihat sejak awal tahun, pertumbuhan harga saham ini justru menurun 15,20 persenan.
Itulah informasi singkat tentang apa bisnis BMHS.
(Nadya Kurnia)