Sementara reksa dana saham, mayoritas dana kelolaannya ditempatkan di efek berupa saham. Max drawdown-nya selama lima tahun bisa mencapai puluhan persen, karena pergerakannya mengikuti fluktuasi IHSG.
Reksa dana saham hanya cocok untuk investor dengan profil risiko agresif, yang berarti memiliki toleransi terhadap peluang kerugian paling tinggi.
Selain memilih reksa dana sesuai profil risiko, investor juga harus memilih manajer investasi yang terpercaya, dan terbukti mampu mencatatkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun.
Investor harus mempertimbangkan realisasi kinerja selama beberapa tahun terakhir, dan tidak terpatok pada realisasi kinerja dalam satu tahun belakangan.
Itulah penjelasan tentang apakah reksa dana bisa rugi.
(Nadya Kurnia)